Feryzal Magindali


Senin, 06 Juni 2011

PESAN ORANG BIJAK

Pesan Akhir Minggu : Orang Bijak Berbuat Baik Meski Dunia Menjahatinya

Ketika orang senyum ramah dan bersikap hormat pada KITA, spontan KITA akan membalas dengan senyuman, hormat dan merasa bahagia !

Ketika orang berbicara ketus, sikap menghina, KITA pun membalas dengan ketus, balik menghina dan menyakiti !

KITA telah membiarkan orang lain menentukan sikap KITA.
KITA menjadi baik karena orang baik pada KITA.
KITA menjadi jahat karena orang menjahati KITA.
KITA jadi jujur karena orang lain jujur.
Dan KITA jadi licik karena lingkungan licik.
KITA berjudi karena orang berjudi.
KITA beramal karena orang beramal.
KITA baik bukan karena KITA baik tapi karena orang-orang baik.
KITA kejam bukan karena KITA jahat tapi karena orang-orang kejam lalu KITA menjadi kejam…

Dimana diri KITA?
Dimana kesadaran dan kepribadian KITA?
KITA tidak mempunyai kepribadian… orang-orang yang menentukan kepribadian KITA.
KITA tidak punya sikap, lingkungan yang memberi KITA sikap….
KITA tidak menjadi Tuan bagi diri KITA, orang-orang dan lingkungan yang menjadi Tuan atas diri KITA…

Inilah bedanya KITA dengan orang Bijak.
Orang Bijak melakukan kebaikan bukan karena dunia baik padanya…
Orang bijak melakukan kebaikan walaupun dunia menjahatinya….
Orang menjahatiku itu urusan orang…
Aku melakukan kebaikan itu tanggung jawab nuraniku…
Bukan orang lain tapi akulah yang menentukan sikap dan perbuatanku….

Hari ini adalah saatnya belajar menjadi orang bijak

Sumber : anonymus

SIKAP OANG BIJAK

Baca: Amsal 22:1-16

"Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka." Amsal 22:3

Orang bijak atau berhikmat dalam Perjanjian Lama erat kaitannya dengan orang yang takut akan Tuhan. Ada tertulis "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10). Jadi orang yang bijak adalah orang yang takut akan Tuhan, memiliki kepekaan terhadap firmanNya dan bisa membedakan mana yang menjadi kehendak Tuhan dan yang berkenan kepadaNya, sehingga ia menaruh sikap hormat akan Tuhan tidak hanya dalam pikiran, namun juga di dalam hati dan perbuatannya. Banyak orang kurang waspada melihat hal-hal yang tidak baik atau jahat sehingga mereka tetap saja berada dalam kejahatan dan tidak mau kelar dari perkara-perkara tersebut, padahal Alkitab jelas meminta: "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17).
Ketidakmampuan untuk melihat hal-hal yang jahat atau perkata-perkara dosa adalah buta. Kebutaan mata rohani dalam diri seseorang disebabkan karena tidak berpean pada firman Tuhan. Apabila firman tidak terdapat dalam hati seseorang maka ia akan berjalan di dalam kegelapan sehingga mudah terjadh dan tak mampu membedakan yang jahat dan yang baik. Itulah sebabnya kita sangat membutuhkan firman Tuhan! Pemazmur berkatam "FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Bila kita tinggal di dalam firmanNya, firman itu akan menerangi langkah hidup kita sehingga apabila ada hal-hal yang tak berkenan bagi Tuhan dapat segera kita lihat dan lari meninggalkannya. Contoh: jika di dalam lingkungan pergaulan kita melihat adanya kejahatan dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menuju kepada dosa, kita harus mengambil langkah untuk menjauh dan keluar dari pergaulan itu, karena apabila kita tetap bertahan di tempat itu kita akan mudah terjerat atau terperangkap untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang sama.
FirmanNya tegas memperingatkan kita, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33).

SIKAP OANG BIJAK

Dalam hidup ini, kita dapat merangkum berbagai situasi dalam menghadapi sesama kita menjadi 4 :

1. Jika kita menghadapi orang yang lebih pintar dari kita. Maka itu adalah saat dimana kita menimba ilmu darinya.

2. Jika kita menghadapi orang yang sama pintarnya dengan kita. Maka itu adalah saat dimana kita saling bertukar pikiran
dengannya.

3. Jika kita menghadapi orang yang lebih bodoh dari kita. Maka itu adalah saat dimana kita memberikan ilmu kita kepadanya.

4. Dan jika kita menghadapi orang bodoh namun banyak bicaranya.Maka itu adalah saat bagi kita untuk diam.